Tangerang- Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Ibu Mandiri kemarin 20 mei menggelar seminar ekonomi syariah dengan tema "Bangkitkan Ekonomi Umat Melalui Koperasi" bertempat di DPD PKS Muncul-Tangerang. Acara yang digagas beberapa pengurus koperasi ini dihadiri 60 orang peserta yang terdiri dari berbagai majelis ta”lim kaum hawa dari Ciputat, Pasar Kemis, Teluk Naga, dan lainnya.
Banyak hal menarik dari seminar yang berlangsung selama dua jam ini, antusias para ibu yang haus pengetahuan untuk membedakan system konvensional dan sistem syariah seakan tak ada habisnya. Ini terlihat dari hujan pertanyaan yang terus menggelayuti acara itu. Namun semua pertanyaan itu tetap dilayani dengan penuh /kesabaran oleh sang pembicara dari
Penanaman Nasional Madani (PNM),Arisson H.
Salah satu pertanyaan yang diajukan misalnya mengenai perbedaan bunga dengan margin?. Arison menjawab, hal yang paling mendasar, bedanya bunga diharamkan dalam islam sedangkan margin halal. Keduanya memang sama-sama menyangkut kelebihan pembayaran, tapi bunga bersifat memaksa sedangkan margin bersifat negosiasi, artinya kesanggupan dari nasabah untuk membayar cicilan atau angsuran dari suatu pinjaman.
Di penghujung acara, testimoni yang sengaja dirancang khusus panitia penyelenggara mendapat sambutan hangat dari para peserta. Adalah Parti, nama seorang ibu rumah tangga yang sudah menjadi nasabah pembiayaan KJKS Ibu Mandiri berpromosi didepan audiens dengan nada penuh haru. "Saya sangat berterimakasih sekali karena Ibu Mandiri mau menolong saya, sekarang gerobak popcorn saya udah nambah jadi dua, terus dagang batik saya juga udah nambah," tutur perempuan pekerja keras ini.
Mendengar cerita itu sontak para ibu memberikan tepuk tangan meriah kepada Bu Parti, begitu ia biasa disapa. Cerita sukses itu akhirnya mendorong peserta untuk menjadi anggota koperasi dan membuka tabungan langsung di
akhir acara. "Alhamdulillah melihat animo masyarakat, kami yakin dengan sistem ekonomi syariah perbaikan kondisi umat juga akan tercapai," ujar Niken Saptarini sebagai Ketua Pengurus KJKS Ibu Mandiri. Dewi
Senin, 02 Juni 2008
Senin, 14 April 2008
Kisah Sukses Ibu Parti
Ibu Parti banyak profesi untuk membantu suami mencari nafkah. Pagi-pagi buta beliau sudah bergerak memenuhi panggilan orang-orang yang minta dilulur atau sekedar dipijat. Sebagian dari mereka memilih pagi hari, supaya ketika berangkat ke tempat kerja mereka lebih fresh. Siang harinya bu Parti membuat jamu sambil mengurus rumah. Sore harinya beliau kembali berkelana mengantar pesanan jamu sambil berjualan batik. Rupanya bu Parti termasuk orang yang pandai membaca situasi dan peluang.
Beliau melihat prospek penjualan kain batiknya bagus, karena memang kualitas barangnya juga bagus. Untuk mengembangkan usahanya tersebut, bu Parti meminjam sejumlah modal di KJKS Ibu Mandiri. Modal itu digunakannya untuk membeli kain dalam jumlah lebih besar di Solo untuk dijual di daerah rumahnya Serpong, Tangerang. Karena berjualan kain cukup bagus,beliau bisa mengembalikan pinjaman sebelum batas waktunya berakhir.
Bahkan ketika melunasi pinjaman pertama, bu Parti datang dengan pengajuan untuk pinjaman kedua. Tapi ternyata pinjaman kedua bukan untuk membeli kain lagi, tapi untuk membeli etalase dan modal menjual makanan buka puasa di bulan Ramadhan kemarin. Dengan penuh semangat, ibu 3 anak ini bercerita kalau suaminya yang sehari-hari berjualan popcorn di depan SD, biasanya tidak beroperasi di bulan ramadhan. Jadi wanita asal Wonogiri ini sibuk mencari alternatif untuk mencari penghasilan. "Anak saya yang pertama sudah kerja, jadi tinggal 2 anak yang harus dibiayai. saya mengajak anak saya yang kedua untuk menabung dengan mengirimkan uang lebih ke anak saya yang sekolah di Wonogiri itu supaya dia bisa sekolah setinggi-tingginya. Anak-anak saya harus lebih baik dari orangtuanya", kata bu Parti.
Beliau melihat prospek penjualan kain batiknya bagus, karena memang kualitas barangnya juga bagus. Untuk mengembangkan usahanya tersebut, bu Parti meminjam sejumlah modal di KJKS Ibu Mandiri. Modal itu digunakannya untuk membeli kain dalam jumlah lebih besar di Solo untuk dijual di daerah rumahnya Serpong, Tangerang. Karena berjualan kain cukup bagus,beliau bisa mengembalikan pinjaman sebelum batas waktunya berakhir.
Bahkan ketika melunasi pinjaman pertama, bu Parti datang dengan pengajuan untuk pinjaman kedua. Tapi ternyata pinjaman kedua bukan untuk membeli kain lagi, tapi untuk membeli etalase dan modal menjual makanan buka puasa di bulan Ramadhan kemarin. Dengan penuh semangat, ibu 3 anak ini bercerita kalau suaminya yang sehari-hari berjualan popcorn di depan SD, biasanya tidak beroperasi di bulan ramadhan. Jadi wanita asal Wonogiri ini sibuk mencari alternatif untuk mencari penghasilan. "Anak saya yang pertama sudah kerja, jadi tinggal 2 anak yang harus dibiayai. saya mengajak anak saya yang kedua untuk menabung dengan mengirimkan uang lebih ke anak saya yang sekolah di Wonogiri itu supaya dia bisa sekolah setinggi-tingginya. Anak-anak saya harus lebih baik dari orangtuanya", kata bu Parti.
Langganan:
Postingan (Atom)